Perusakan film dengan membaca bukunya

Saya tahu saya sangat tidak mudah puas dengan hasil adaptasi buku ke film. Meski saya juga seorang pecinta film, sulit bagi saya untuk menilai suatu film adaptasi buku sebagai satu karya yang berdiri sendiri. Saya pasti akan membandingkannya dengan buku sumbernya. Dan biasanya, saya tidak puas. Biasanya saya akan marah-marah karena menurut saya filmnya kurangajar, mengacak-acak buku yang bagus itu.

Sudah tahu begitu, saya tetap ngotot membaca bukunya sebelum menonton filmnya. Saya seringkali memang sengaja membaca sebuah buku karena tahu akan ada adaptasi filmnya. Beberapa film yang saya caci karena terlanjur membaca bukunya adalah The Hunger Games, Carrie, The Hobbit (ini setengah mencaci setengah tetap suka, sih), beberapa film Harry Potter, The Girl with the Dragon Tattoo, Perahu Kertas, dan tentu saja LIFE OF PI. Gilaaaa buku sebrilian itu menjadi film hepi-hepi tanpa kedalaman psikologis yang menjungkirbalikkan perasaan seperti bukunya.

Karena jarang menemukan film yang berhasil menerjemahkan buku dengan baik, sekalinya menemukan rasanya bahagiaaaa sekali. Yang sejauh ini menurut saya berhasil:

z    zz

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban

zzzzz   zzzzzz

Stardust

zzzzzzz   zzzzzzzz

A Clockwork Orange

Dan yang baru-baru ini mengejutkan saya:

zzz   zzzz

The Hunger Games: Catching Fire

Impian baru: mengadaptasi buku yang saya suka menjadi film yang saya suka.

Ohiya hampir lupa! Ada satu lagi adaptasi film yang perfek:

twilight_breaking_dawn_part_2-wide.jpg (2880×1800)

Twilight – menerjemahkan kebodohan bukunya menjadi film yang sama bodohnya.
Hebat ya!

Leave a comment